Senin, 12 Juli 2021

Peran pendidikan karakter dimasa remaja sebagai pencegahan kenakalan remaja

 

Peran pendidikan karakter dimasa remaja sebagai pencegahan kenakalan remaja

Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya yang harus dilaksanakan sekolah untuk membina moral serta akhlak yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai dari Tuhan YME. Pendidikan karakter dilaksanakan sebagai bentuk penempaan terhadap sikap peserta didik sebagai anak bangsa sehingga dengan adanya pembinaan karakter bagi peserta didik akan mampu membentuk bangsa yang tangguh serta mampu berkompetisi sehat di era globalisasi.

Remaja adalah tahapan kehidupan yang dilalui oleh setiap manusia dalam proses perkembangan sejak lahir sampai pada masa peralihan, dari masa kanak - kanak menuju masa dewasa. Perkembangan emosi pada masa remaja ditandai dengan sifat emosional yang meledak – ledak dan sulit untuk dikendalikan. Hal ini disebabkan adanya konflik peran yang sedang dialami remaja. Jika seseorang remaja tidak berhasil mengatasi situasi ini, maka remaja akan terperangkap masuk dalam hal negatif . Pada umumnya remaja memiliki rasa in-gin tahu yang tinggi . Remaja cenderung ingin berpetualang menjelajah sega-la sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang be-lum pernah dialaminya. Selain didorong juga oleh keinginan menjadi seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melaku-kan apa yang sering dilakukan orang dewasa dan melakukan apa yang tidak diperbolehkan oleh orang tuanya. Hal inilah yang menyebabkan banyak kaum remaja yang melakukan perbuatan yang menyimpang dari aturan yang dikenal dengan kenakalan remaja.

Ada berbagai pengertian kenakalan remaja menurut pandangan berbagai ahli. Kenakalan remaja ditinjau dari sudut etimologis berasal dari kata juvenile delinquency (bahasa Latin). Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, artinya anak-anak, anak muda. Sedangkan delinquency berasal dari bahasa Latin delinquere, yang berarti terabaikan, mengabaikan yang kemudian artinya diperluas menjadi jahat, asosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, peneror, tidak dapat dipebaiki lagi, durjana, dursila, dan lainlain. Dari jabaran pengertian secara etimologis maka yang dimaksud dengan juvenile delinquent adalah kejahatan anak. Namun pengertian tersebut dapat diinterpretasikan berdampak negatif secara psikologis terhadap anak yang menjadi pelakunya, sehingga pengertian secara etimologis tersebut telah mengalami pergeseran akan tetapi hanya menyangkut aktivitasnya yaitu nilai kejahatan  menjadi kenakalan.

Pandangan lain tentang juvenile delinquent  bahwa suatu perbuatan tergolong kenakalan remaja, jika perbuatan tersebut bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan melanggar norma norma agama yang dilakukan oleh objek yang masih berusia remaja yang menurut sebagian psikolog umur 11-21 tahun, maka perbuatan tersebut cukup alasan untuk disebut kenakalan remaja . Sementara kenakalan remaja adalah perbuatan anak-anak yang melanggar norma norma baik norma sosial, norma hukum, norma kelompok, mengganggu ketenteraman masyarakat sehingga yang berwajib mengambil suatu tindakan pengasingan. Kenakalan tersebut dilakukan oleh remaja atau anak dibawah usia 21 tahun.

Dari berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja (siswa) adalah tindak perbuatan yang dilakukan siswa di lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dan perbuatan tersebut bersifat melawan hukum, anti sosial, dan melanggar norma - norma agama.

Karakter merupakan pondasi dalam segala hal. Beberapa pengertian karakter menurut para ahli, diantaranya 1)  karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara, 2) Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu 

Sedangkan pendidikan karakter adalah salah satu pendidikan yang bisa meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbagai bidangnya. Dikatakan pula bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Pendidikan Karakter Menurut Lickona: menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Dalam pendidikan karakter, terdapat nilai-nilai yang dikembangkan melalui pendidikan budaya dan karakter, karakter bangsa diidentifikasi dari sumbersumber inti. Sumber dimaksud adalah Agama, Pancasila, budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional.

Orang tua memang selayaknya tahu kapan saatnya anak-anak harus dilarang dan kapan anak menadapatkan kebebasan. Orang tua harus mengetahui banyaknya orang tua yang sangat sayang terhadap anak-anaknya, tetapi praktek kesayangannya bertentangan dengan hakekat azas pendidikan. Semua ini terjadi antara lain disebabkan orang tua terlalu awam dalam dunia pendidikan, sehingga mereka tidak mengerti perkembangan kejiwaan anakanaknya dari fase ke fase. Orang tua sebaiknya membiarkan anak-anaknya untuk dapat berkembang dalam menemukan jati dirinya namun tetap melakaukan pemantauan.

ParaOrang tua senantiasa meluangkan waktunya untuk memperhatikan perkembangan anak. Setiap perubahan baik pisik maupun psikis pada anak sebaiknya orang tua dapat menjelaskan kenapa hal tersebut terjadi. Komunikasi yang baik harus terjalin antara anak dan orang tua sehingga bila si anak mengalami kesulitan atau ada masalah mereka bisa bercerita dan mencari solusi dari orang tuanya. Sebaliknya bila komunikasi tidak terjalin baik maka anak akan melampiaskan kemarahan atau rasa frustasinya dengan melakukan hal yang negatif.

Selain hal tersebut para orang tua juga memiliki kewajiban untuk menanamkan nilainilai agama dan budi pekerti yang baik sejak anak lahir hingga anak tersebut dewasa. Mereka sebaiknya diberikan pemahaman keTuhanan dan diajarkan tentang kehidupan adalah tidak hanya saat hidup saja tetapi ada juga setelah kematian. Selain dilakukan secara lisan, orang tua juga harus memberikan contoh atau keteladanan dalam bertutur dan berperilaku yang baik dalam kehidupan seharihari dalam berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bertujuan agar pemahaman anak lebih melekat.

Orang tua jangan memaksakan kehendak terhadap anak, karena anak akan menjadi pribadi yang memberontak, karena anak masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Orang tua hendaknya memantau pergaulan anak-anaknya, namun bukan berarti mengekang mereka. Tidak semua pergaulan baik untuk anak namun juga ada yang membawa dampak negatif. Anak-anak perlu diingatkan dan juga dinasehati tentang pergaulan agar lebih waspada dalam memiih teman. Orang tua sebaikya menghindarkan anak dari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik. Pada dasarnya hubungan orang tua dengan anak terganung dari orang tuanya. Sikap orang tua sangat menentukan hubngan suatu keluarga. Sikap orang tua tidak hanya berpengaruh terhadap keluarga melainkan pada perilaku anak. Anak perlu diberi pengawasan agar tidak berbuat menyimpang. Di dalam kehidupan keluargapun harus ada interaksi dan kerjasama agar terciptanya kerukunan dalam masing-masing anggota keluarga sehingga terjalin suatu hubungan yang baik . Anak dan orang tua sebaiknya saling mengerti satu sama lain agar terciptanya hubungan yang harmonis dan baik. Demikian agar anak dapat berperilaku baik sesuai dengan perkembangannya sesuai tingkatannya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengaruh komunikasi oerganisasi terhadap kinerja karyawan

Pengaruh komunikasi oerganisasi terhadap kinerja karyawan Komunikasi organisasi dalam prespektif subjektif adalah perilaku pengorganisasia...